Posted by : Unknown
Selasa, 15 Maret 2016
Judul Buku
: Habibie & Ainun
Buku
: Novel
Penerbit : PT THC Mandiri
Penerbit : PT THC Mandiri
Diterbitkan
: Jalan. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 – Indonesia.
Tahun terbit
: November 2010
Penulis : Bacharuddin Jusuf Habibie
Kategori : Biografi
Tebal Buku : xii + 323 Halaman
Resolusi : 14 cm x 21 cm
Penulis : Bacharuddin Jusuf Habibie
Kategori : Biografi
Tebal Buku : xii + 323 Halaman
Resolusi : 14 cm x 21 cm
Jenis Cover
: Soft Cover
Text Bahasa
: Indonesia
Karya
lain Pengarang : Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan
mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
- VTOL (
Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
- Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
- Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
- Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
- CN - 235
- N-250
- dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.
- Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
- Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
- Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
- CN - 235
- N-250
- dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.
Alasan
membuat buku : Untuk mengobati rasa rindu kepada
sang istri ( Ainun )
Sinopsis buku
: Ainun
"Saya bahagia malam-malam hari berdua di kamar: dia sibuk di antara kertas-kertasnya yang berserakan di tempat tidur, saya menjahit, membaca atau berbuat lainnya. Saya terharu melihat ia pun banyak membantu tanpa diminta: mencuci piring, mencuci popok bayi yang ada isinya..."
Habibie
"Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan saya manunggal jiwa, roh, batin, dan hati nurani. Kami melekat pada diri kami sepanjang masa di manapun kami berada..."
"Saya bahagia malam-malam hari berdua di kamar: dia sibuk di antara kertas-kertasnya yang berserakan di tempat tidur, saya menjahit, membaca atau berbuat lainnya. Saya terharu melihat ia pun banyak membantu tanpa diminta: mencuci piring, mencuci popok bayi yang ada isinya..."
Habibie
"Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan saya manunggal jiwa, roh, batin, dan hati nurani. Kami melekat pada diri kami sepanjang masa di manapun kami berada..."
Buku ini menari, karena berisi analsisi ilmiah murni penulis sebagai intelektual yang berpendapat apa adanya.
( KH Ali Yafie )
Ini adalah sebuah karya yang ditenun dan dibingkai dengan perasaan cinta suci yang mendalam, tulus dan sarat nilai. Suka-duka penulisnya berdampingan selama 48 tahun dengan Bu Ainun bertumpah-ruah dengan penuh kejujuran dalam karya ini, sebuah karya yang dapat dijadikan ilham bagi para pencari resep spiritual bagi bangunan rumah tangga sakinah, sesuatu yang tidak mudah bagi kebanyakan kita, termasuk saya.
( Ahmad Syafii Maarif )
Ini adalah sebuah buku yang luar biasa menari, amat penting, sebuah buku sejarah Indonesia di 40 tahun terakhir, kisah pengalaman seorang putera utama bangsa Indonesia, tokoh teknologi yang menjadi tokoh politik, sebuah buku yang indah, yang sekaligus cerita cinta, cinta yang menjadi rahmat dari Tuhan. Mempesona!
( Franz Magnis-Suseno SJ )
Ini adalah sebuah karya yang ditenun dan dibingkai dengan perasaan cinta suci yang mendalam, tulus dan sarat nilai. Suka-duka penulisnya berdampingan selama 48 tahun dengan Bu Ainun bertumpah-ruah dengan penuh kejujuran dalam karya ini, sebuah karya yang dapat dijadikan ilham bagi para pencari resep spiritual bagi bangunan rumah tangga sakinah, sesuatu yang tidak mudah bagi kebanyakan kita, termasuk saya.
( Ahmad Syafii Maarif )
Ini adalah sebuah buku yang luar biasa menari, amat penting, sebuah buku sejarah Indonesia di 40 tahun terakhir, kisah pengalaman seorang putera utama bangsa Indonesia, tokoh teknologi yang menjadi tokoh politik, sebuah buku yang indah, yang sekaligus cerita cinta, cinta yang menjadi rahmat dari Tuhan. Mempesona!
( Franz Magnis-Suseno SJ )
Tema resensi
: Kisah Hidup Perjalan Habibie & Ainun
Habibie & Ainun merupakan
karya terbaru dari mantan presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf
Habibie. Buku ini berisi kisah-kisah dan pengungkapan rasa cinta terdalam dari
sang profesor kepada almarhumah istrinya yakni Hj. Hasri Ainun Habibie binti R.
Mohamad Bestari yang wafat pada tanggal 23 Mei 2010 lalu. Dalam kata
pengantarnya, Habibie mengaku jika penulisan buku ini menjadi terapi bagi
dirinya untuk mengobati kerinduan, rasa tiba-tiba kehilangan dari seseorang
yang telah menemani dan berada dalam kehidupannya selama 48 tahun 10 hari, baik
dalam berbagi derita maupun bahagia. Walau pun ia sudah ikhlas tetapi ia tidak
bisa membohongi dirinya bahwa ia masih terpukul pasca ditinggalkan sang istri
tercinta. Bahkan menurutnya antara dirinya dan Ainun adalah dua raga tetapi
hanya satu jiwa.
Buku ini sendiri baru di
luncurkan pada tanggal 30 November 2010 lalu di Jakarta. Menceritakan berbagai
kisah cinta menarik antara Pak Habibie dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan
keduanya yang menjadi awal segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah
tangga hingga kejadian memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya.
Selain itu para pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi
cinta yang pernah ditulis keduanya. Tak berlebihan jika Habibie mengatakan saat
dirinya menulis buku ini tiap halamannya penuh dengan tetesan air mata.
Menurutnya kehadiran Ainun yang telah mendampinginya selama ini, telah menjadi
api yang selalu membakar energi semangat dan jiwanya dalam menjalani hidup.
Sekaligus laksana air yang selalu menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga
kembali tenang.
Sejak sang permaisuri
menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig Maximilian University
(LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih merasa jika Ainun tetap berada di sisinya.
Setiap ia keluar dari ruang kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah
dimensi ruang dan waktu yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah
ke alam Barzah. Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir
dimanapun Habibie berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah
menutupi kekosongan jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti
perjalanan sang waktu.
Buku ini terdiri dari 37 bab.
Masing-masing babnya mengandung hikmah tentang kehidupan dari sang profesor.
Gaya ceritanya yang sederhana, menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan
apa-apa saja tingkah pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional.
Sehingga para pembaca akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya
sebuah novel, Habibie mampu menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan
sehingga begitu lekat dimata para pembacanya. Seperti perjuangan Habibie muda
saat mengungkapkan perasaan cintanya kepada Ainun, cerita dibalik pendirian
Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dibalik layar pemunculan dan
terbang perdana pesawat buatan anak bangsa N250 Gatotkoco, hingga suasana duka
kepergian sang istri tercinta serta beragam kisah lainnya yang rugi jika
terlewatkan.
Sedikit saya akan menceritakan isi
yang tertera didalam buku yang berjudul Habibie & Ainun.
Dalam buku ini dikisahkan bagaimana Pak Habibie tertarik pada Bu Ainun, kisah pacaran mereka yang singkat dan berujung pada pernikahan. Selanjutnya kita dapat mengetahui episode kisah hidup Pak Habibie (yang tentunya dalam setiap tahapan kehidupannya tak lepas dari peranan Bu Ainun).
Mulai dari pasangan baru dengan gaji yang pas-pasan di Jerman, namun kesulitan-kesulitan di awal pernikahan mereka membuat mereka bertambah saling memahami.Menghadapi kehidupan yang keras,Bu Ainun tak mengeluh, bahkan senantiasa menyambut Pak Habibie dengan pandangan dan senyuman yang menentramkan. Dan berkali-kali Pak Habibie menyebutkan dalam buku ini bahwa pandangan dan senyuman Bu Ainun senantiasa membuatnya terpukau dan dirindukannya.
Ketika Pak Habibie mengalami masalah dalam penyelesaian doktoralnya dan merasa kerja kerasnya sia-sia, namun Bu Ainun memberikan motivasi dan saran untuk menyelesaikan masalahnya. Atas saran dari Ibu Ainun inilah, masalahpun dapat terpecahkan. Pak Habibie merasa Bu Ainun adalah ilham untuknya, oleh karena itu anak pertama mereka diberi nama Ilham. Di sini, saya sangat salut sekali dengan kecerdasan Bu Ainun yang memahami persoalan yang menimpa suaminya dan dapat memberikan solusi. Dan apapun yang terjadi Pak Habibie senantiasa mengkonsutasikannya dengan Bu Ainun. Juga pernyataan Pak Habibie karena Aninunlah sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan jika Ainun merasa mungkin untuk dilakukan maka Pak Habibie akan yakin dapat membuat sesuatu yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Ketika anak kedua lahir, maka kebutuhan semakin besar Bu Ainun memutuskan untuk bekerja menjadi dokter anak(atas dukungan Pak Habibie), akan tetapi akhirnya harus melepaskan pekerjaannya karena anaknya sakit dan merasa bersalah tidak dapat merawat anaknya. Meskipun pada akhirnya Bu Ainun memutuskan menjadi Ibu rumah tangga namun Bu Ainun tetap dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan karier Pak Habibie sehingga masih tetap dapat memberikan masukan-masukan kepada Pak Habibie.Apalagi setelah kembali ke tanah air, bu Ainun disibukkan untuk mendampingi Pak Habibie juga membuat kegiatan di lembaga-lembaga yang dipimpin oleh suaminya dan juga mengepalai berbagai yayasan. Jabatan yang diemban Pak Habibie tak membuat Bu Ainun berubah, malah mereka semakin tidak dapat dipisahkan dimana ada Pak Habibie disitu ada Bu Ainun. Sampai ketika bu Ainun sakit dan meninggal, Pak Habibie merasa bahwa ia dan Ainun maninggal karena diikat oleh cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi.
Setelah saya membaca dan membuat suatu resensi
tentang buku Habibie & Ainun , saya mendapatkan beberapa kelebihan dan
kekurangan dari buku tersebut.
A.
KELEBIHAN
BUKU
1. Saat merasa buku
ini sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak Bacharuddin Jusuf Habibie.
Saat membaca buku ini, saya dapat membayangkan Pak Habibie berbicara dan bercerita.
Setelah bertahun-tahun tidak pernah melihat pidato-pidato Pak Habibie (yang sejujurnya dulu sangat membosankan), buku ini bisa menjadi penawar rindu yang sangat ampuh.
Selain itu, karena cara penyampaian dalam buku ini benar-benar menggambarkan Pak Habibie, saya semakin kagum dengan apa yang ada di dalam otak dan pemikiran beliau. Betapa hebatnya beliau menciptakan berbagai macam rencana-rencana untuk hidupnya, untuk lembaga-lembaga yang dipimpinnya, dan untuk Indonesia.
Saat membaca buku ini, saya dapat membayangkan Pak Habibie berbicara dan bercerita.
Setelah bertahun-tahun tidak pernah melihat pidato-pidato Pak Habibie (yang sejujurnya dulu sangat membosankan), buku ini bisa menjadi penawar rindu yang sangat ampuh.
Selain itu, karena cara penyampaian dalam buku ini benar-benar menggambarkan Pak Habibie, saya semakin kagum dengan apa yang ada di dalam otak dan pemikiran beliau. Betapa hebatnya beliau menciptakan berbagai macam rencana-rencana untuk hidupnya, untuk lembaga-lembaga yang dipimpinnya, dan untuk Indonesia.
2. Bukan cinta melulu.
Sebelum membaca buku ini, saya mengira bahwa saya akan mendapatkan bacaan yang fokus pada kisah percintaan antara Habibie dan Ainun. Saya senang sekaligus juga cukup kaget karena, tidak saja disuguhkan cerita dibalik kehidupan suami-istri mereka berdua, Pak Habibie juga menuliskan berbagai kisah sejarah Indonesia dan benih-benih pemikiran beliau.
Saya justru tidak dapat membayangkan buku jika isinya hanya masalah cinta melulu.
Sebelum membaca buku ini, saya mengira bahwa saya akan mendapatkan bacaan yang fokus pada kisah percintaan antara Habibie dan Ainun. Saya senang sekaligus juga cukup kaget karena, tidak saja disuguhkan cerita dibalik kehidupan suami-istri mereka berdua, Pak Habibie juga menuliskan berbagai kisah sejarah Indonesia dan benih-benih pemikiran beliau.
Saya justru tidak dapat membayangkan buku jika isinya hanya masalah cinta melulu.
3. Mau atau tidak mau,
rasa nasionalisme saya tergugah saat membaca buku ini.
Pak Habibie memberikan deskripsi yang begitu detil tentang perjuangan dia membangun industri dirgantara Indonesia. Kalimat-kalimat yang beliau tulis mengenai kemampuan putra-putri bangsa, mau tidak mau menggelitik rasa nasionalisme saya.
Dulu Pak Habibie bisa menginisiasi proyek sebesar PT DI, kenapa anak-anak muda zaman sekarang belum bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan tersebut?
Tingginya idealisme dan nasionalisme Pak Habibie dan keluarga, yang bersedia meninggalkan hidup berkecukupan di Jerman dan malah pulang ke Indonesia, itu saya akan ingat sampai kapanpun.
Pak Habibie memberikan deskripsi yang begitu detil tentang perjuangan dia membangun industri dirgantara Indonesia. Kalimat-kalimat yang beliau tulis mengenai kemampuan putra-putri bangsa, mau tidak mau menggelitik rasa nasionalisme saya.
Dulu Pak Habibie bisa menginisiasi proyek sebesar PT DI, kenapa anak-anak muda zaman sekarang belum bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan tersebut?
Tingginya idealisme dan nasionalisme Pak Habibie dan keluarga, yang bersedia meninggalkan hidup berkecukupan di Jerman dan malah pulang ke Indonesia, itu saya akan ingat sampai kapanpun.
B. KELEMAHAN BUKU
1. Karena buku ini sangat menggambarkan Pak Habibie yang sedang
bercerita, kalimat-kalimat dalam paragraf-paragraf yang ada dalam buku ini sering
terasa membingungkan dan tidak wajar.
Saya tidak tahu apa yang ada di dalam otak Pak Habibie, tapi saya yakin otaknya sangat penuh dengan berbagai macam pemikiran tentang berbagai macam hal. Mungkin beberapa hal tersebut saling bertubrukan satu sama lain. Atau bahkan mungkin rantai pemikiran beliau tentang hal A, malah berlilitan tanpa sengaja dengan rantai pemikiran hal B. Hal ini semua tergambarkan dalam buku ini.
Saya tidak tahu apa yang ada di dalam otak Pak Habibie, tapi saya yakin otaknya sangat penuh dengan berbagai macam pemikiran tentang berbagai macam hal. Mungkin beberapa hal tersebut saling bertubrukan satu sama lain. Atau bahkan mungkin rantai pemikiran beliau tentang hal A, malah berlilitan tanpa sengaja dengan rantai pemikiran hal B. Hal ini semua tergambarkan dalam buku ini.
2. Sungguh saya
sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak disempurnakan dengan kehadiran
seorang editor.
Ataukah saya yang salah mengerti?
Saya sudah berusaha mencari siapa editor yang membantu sebelum resminya diterbitkan buku ini, namun tidak satu nama pun muncul.
Menurut saya, ketidakhadiran seorang editor membuat kekurangan-kekurangan dalam buku ini menjadi begitu menonjol.
Misalnya saja di dalam buku ini tidak jarang kata “Ainun” malah dicetak menjadi “AInun” atau pun kata “tetapi” menjadi “tatapi.”
Satu hal yang sangat-sangat mengganggu keindahan bahasa penulisan adalah tidak konsistennya pemilihan kata antara “saya” dan “aku”. Di dalam satu kalimat, contohnya:
“… dan Ainun selalu mengilhami saya dengan senyuman yang kurindukan.”
Sungguh-sungguh-sungguh sangat disayangkan.
Ataukah saya yang salah mengerti?
Saya sudah berusaha mencari siapa editor yang membantu sebelum resminya diterbitkan buku ini, namun tidak satu nama pun muncul.
Menurut saya, ketidakhadiran seorang editor membuat kekurangan-kekurangan dalam buku ini menjadi begitu menonjol.
Misalnya saja di dalam buku ini tidak jarang kata “Ainun” malah dicetak menjadi “AInun” atau pun kata “tetapi” menjadi “tatapi.”
Satu hal yang sangat-sangat mengganggu keindahan bahasa penulisan adalah tidak konsistennya pemilihan kata antara “saya” dan “aku”. Di dalam satu kalimat, contohnya:
“… dan Ainun selalu mengilhami saya dengan senyuman yang kurindukan.”
Sungguh-sungguh-sungguh sangat disayangkan.
3. Cerita cinta masih
kurang
Kontradiktif dengan poin nomor 3 kelebihan buku ini, sebesar apapun saya menyukai sisi sejarah dan berbagai macam cerita tentang perjuangan Pak Habibie, saya merasa kisah percintaan antara Pak Habibie dan Ainun hanya dirayakan di awal dan akhir buku. Di pertengahan buku, saya merasa cerita-cerita tentang kegiatan Ainun dan deskripsi tentang kecintaan Pak Habibie dan Ainun hanya merupakan sisipan yang cuma mampir. Selipan-selipan yang seharusnya menjadi cerita betapa dalamnya cinta kasih Pak Habibie dan Ainun dirasa terpaksa dituliskan demi menyokong judul buku ini.
Kontradiktif dengan poin nomor 3 kelebihan buku ini, sebesar apapun saya menyukai sisi sejarah dan berbagai macam cerita tentang perjuangan Pak Habibie, saya merasa kisah percintaan antara Pak Habibie dan Ainun hanya dirayakan di awal dan akhir buku. Di pertengahan buku, saya merasa cerita-cerita tentang kegiatan Ainun dan deskripsi tentang kecintaan Pak Habibie dan Ainun hanya merupakan sisipan yang cuma mampir. Selipan-selipan yang seharusnya menjadi cerita betapa dalamnya cinta kasih Pak Habibie dan Ainun dirasa terpaksa dituliskan demi menyokong judul buku ini.
4. Kurang Foto
Saya bukan jenis orang yang lebih suka membaca sesuatu yang bergambar, tapi saya sangat setuju dengan ungkapan bahwa gambar dapat menggantikan berjuta-juta kata yang digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu.
Mungkin hal ini disebabkan karena buku ini buru-buru diterbitkan, mumpung waktu meninggalnya Ainun belum terlalu lama. Atau juga kesalahan penerbit yang menyetujui penerbitan buku ini.
Tapi, dengan menyokong pernyataan saya di poin kekurangan nomor 3, buku ini akan menjadi lebih berwarna bila disertakan dengan gambar-gambar Pak Habibie bersama Ainun.
Alangkah baiknya jika kecintaan Pak Habibie dan Ainun digambarkan dalam foto keluarga bersama Ilham dan Thareq.
Sungguh sangat disayangkan bahwa pembaca hanya diberikan rangkaian kata soal foto keluarga terakhir sebelum Ainun meninggal, tanpa dimanjakan matanya dengan keberadaan foto tersebut.
Saya bukan jenis orang yang lebih suka membaca sesuatu yang bergambar, tapi saya sangat setuju dengan ungkapan bahwa gambar dapat menggantikan berjuta-juta kata yang digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu.
Mungkin hal ini disebabkan karena buku ini buru-buru diterbitkan, mumpung waktu meninggalnya Ainun belum terlalu lama. Atau juga kesalahan penerbit yang menyetujui penerbitan buku ini.
Tapi, dengan menyokong pernyataan saya di poin kekurangan nomor 3, buku ini akan menjadi lebih berwarna bila disertakan dengan gambar-gambar Pak Habibie bersama Ainun.
Alangkah baiknya jika kecintaan Pak Habibie dan Ainun digambarkan dalam foto keluarga bersama Ilham dan Thareq.
Sungguh sangat disayangkan bahwa pembaca hanya diberikan rangkaian kata soal foto keluarga terakhir sebelum Ainun meninggal, tanpa dimanjakan matanya dengan keberadaan foto tersebut.
Semoga hadirnya buku ini bisa
menjadi refleksi atau pelajaran serta inspirasi bagi kita semua. Serta mampu
memenuhi dahaga warga Indonesia yang ingin mengetahui fakta sejarah dari
kehidupan sang profesor, hingga mampu dicatat dalam sejarah bangsa ini.
1. Judul resensi :Cinta Sejati Merangkai Kasih Sayang
2. Indentitas buku
§ Nama pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie
§ Judul buku : Habibie & Ainun
§ Penerbit : PT THC Mandiri
§ Tempat terbit : Jl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 –
Indonesia.
§ Tahun terbit : 2010
§ Tebal buku : xii + 323 Halaman
§ Jenis kertas : Soft Cover
§ Harga buku : Rp. 80.000
3. Riwayat kepengarangan pengarang
§ Nama pengarang : Bacharuddin
Jusuf Habibie
§ TTL pengarang : Pare-pare,
Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936.
§ Pendidikan pengarang : Di SMA, beliau
mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran
eksakta. Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB
(Institut Teknologi Bandung). Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik
penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen,
Jerman Barat, menerima gelar diplom ingineur pada 1960 dan gelar doktor
ingineur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
§ Hasil karya pengarang :
- VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
- Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
- Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
- Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
- CN - 235
- N-250
- dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan
mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.
§ Penghargaan yang diperoleh pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie
menerima penghargaan tertinggi dari ITB berupa "Ganesha Prajamanggala
Bakti Kencana" yang diserahkan di sela-sela kuliah umum "Indonesia 2045:
Super Power Baru" di Aula Barat Kampus ITB Kota Bandung. INSTITUT
Teknologi Surabaya (ITS) memberi penghargaan Sepuluh Nopember kepada
Prof. BJ Habibie atas jasanya membantu pendirian Laboratorium
Hidrodinamika Indonesia (LHI) di kawansan ITS.
1983 Anggota kehormatan Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar Jerman
Barat, dan The Royal Aeronautica Soctety, Inggris.
1984 Tokoh dalam teknologi penerbangan dan angkasa luar dari Aviation
Week & Spac Technology
1985 Anggota kehormatan The Royal Swedlsh (berhak menentukan pemenang
Hadiah Nobel)
1985 Anggota kehormatan Academie Nationale de l’Air et de l’Espace.
Prancis
1985 Tokoh terkemuka dan tim Awatcn Intomafonal News. AS
1992 Theodore van Karman Award dari Jerman
1993 Ooctor of Science dari Cranfield Institute Of Technology. Inggris
1994 Edward Wanner Award dari Organisasi Penerbangan Slpd Dunia (ICAO)
4. Bahasa yang digunakan
§ Gaya bahasa/majas :Personifikasi
§ Pepatah/nasihat :Jadilah orang yang
berguna bagi bangsa dan bagi keluarga.
5. Unsur intrinsik dan ekstrinsik :
*unsur intrinsik
¨ Tema : Kisah Hidup Perjalan Habibie &
Ainun.
¨ Latar :jl.Imam Bonjol, Bandung.
Jl. Rangga Marela no.11B
Perusahaan Hamburger Flugzeugbau HFB.
Desa Aberfortsbach, kota terbesar di Jerman.
Kampus ITB Bandung.
¨ Penokohan :
Ø BJ.HABIBIE :PROTAGONIS.
· Tegas Bersikap.
· Bertanggung Jawab pada Tugas.
· Lelaki Romantis.
Ø AINUN :PROTAGONIS.
· Ainun, Istri Hebat Di Balik Lelaki Hebat.
· Seorang pendamping yang baik.
· Istri yang santun penuh setia juga tercermin.
¨ Alur :Alur maju.
¨ Sudut pandang :Orang pertama tunggal.
¨ Amanat :Tirulah sosok BJ.Habibie yang berguna
bagi bangsa dan tidak lepas dari belajar dan sosok Ainun Habibie sebagai
wanita mandiri dan istri yang baik bagi suami.
*Unsur ekstrinsik
“Habibie adalah salah satu ikon dunia modern. Dia juga penggagas
teknologi sebagai basis pengembangan teknologi. Ia juga dikenal sebagai
pribadi religius. Betapapun ada kontroversi seputar dirinya, ia tetap
tokoh yang darinya dapat diambil kebijaksanaan dan pelajaran.”
"Membaca Detik-Detik yang Menentukan membuat serasa dekat dengan sosok
Habibie sebagai abdi bangsa yang berjuang mengorbankan seluruh waktu dan
tenaga untuk kepentingan bangsa; pernah hanya sempat tidur 1 jam dalam
larut mengatasi situasi gawat darurat krisis. Dari mana akar semua itu?
Buku ini bercerita tentang garis hidup seorang Habibie yang menarik:
genius dan prestisius, tapi dengan jiwa religius; gila kerja tapi juga
suka bercanda; gila teknologi tapi juga suka berpuisi. Kesemuanya
barangkali adalah jalinan kontinuitas dari energi dan ruh pengabdian
dalam diri Habibie lepas dari kekurangannya sebagai manusia."
6. Synopsis :
Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan
hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang
Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan
Ainun.
BJ Habibie, Seorang jenius pakar pesawat terbang, seseorang
pemuda yang mempunyai mimpi dan cita-cita yang besar, membuat kendaraan
terbang untuk satukan Indonesia. Ainun, seorang dokter muda dengan masa
depan yang cerah.Singkatnya kisah cinta dua insan ini dimulai di tahun
1962, pertemuan mereka kembali setelah berpisah sejak bangku SMP,
perubahan sosok dari kedua belah pihak saling memukau satu sama lainnya,
Habibie yang begitu terpesona melihat sosok dewasa dari Ainun yang
semanis gula, begitu juga dengan Ainun yang bukan hanya jatuh cinta
kepada Habibie, Ainun juga terpukau dengan Visi dan Mimpi besar Habibie,
dari situlah benih cinta mulai hadir, yang kemudian bungkus dengan
sebuah pernikahan.Mulailah dua sejoli ini merajut bahtera rumah tangga
dengan tinggal di Jerman, sebuah perjalanan cinta sejati, Habibie &
Ainun dengan visi dan mimpi yang sama untuk diwujudkan bersama-sama,
berjalan ditengan dinginnya hujan salju, diterpa badai-badai kehidupan,
godaan dan cobaan. Bagi Habibie Ainun tercipta
untuk saya, dan saya tercipta untuk Ainun. Tapi semua itu tak ada yang
abadi, selalu ada batas dimana perpisaha itu pasti akan hadir.
7. Kelebihan dan kelemahan buku
Kelebihan buku :
Ø Saat merasa novel sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak
Bacharuddin Jusuf Habibie.
Ø Isi novel tidak hanya menceritakan kisah cinta,tetapi perjalanan
hidup.
Ø Mau atau tidak mau, rasa nasionalisme saya tergugah saat membaca
novel ini.
Kelemahan buku :
Ø Novel ini sangat menggambarkan Pak Habibie yang sedang bercerita.
Ø Sungguh di sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak
disempurnakan dengan kehadiran seorang editor.
Ø Cerita cintanya masih kurang.
8. Kesimpulan
Habibie & Ainun merupakan karya terbaru dari mantan presiden
Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi
kisah-kisah dan pengungkapan rasa cinta terdalam dari sang profesor
kepada almarhumah istrinya yakni Hj. Hasri Ainun Habibie binti R.
Mohamad Bestari yang wafat pada tanggal 23 Mei 2010 lalu. Dalam kata
pengantarnya, Habibie mengaku jika penulisan buku ini menjadi terapi
bagi dirinya untuk mengobati kerinduan, rasa tiba-tiba kehilangan dari
seseorang yang telah menemani dan berada dalam kehidupannya selama 48
tahun 10 hari, baik dalam berbagi derita maupun bahagia. Walau pun ia
sudah ikhlas tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia masih
terpukul pasca ditinggalkan sang istri tercinta. Bahkan menurutnya
antara dirinya dan Ainun adalah dua raga tetapi hanya satu jiwa.
Buku ini sendiri baru di luncurkan pada tanggal 30 November 2010 lalu di
Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak Habibie
dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan keduanya yang menjadi awal
segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga
kejadian memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya. Selain
itu para pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi
cinta yang pernah ditulis keduanya. Tak berlebihan jika Habibie
mengatakan saat dirinya menulis buku ini tiap halamannya penuh dengan
tetesan air mata. Menurutnya kehadiran Ainun yang telah mendampinginya
selama ini, telah menjadi api yang selalu membakar energi semangat dan
jiwanya dalam menjalani hidup. Sekaligus laksana air yang selalu
menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga kembali tenang.
Sejak sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit
Ludwig Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih
merasa jika Ainun tetap berada di sisinya. Setiap ia keluar dari ruang
kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi ruang dan waktu
yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah ke alam Barzah.
Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir dimanapun
Habibie berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah
menutupi kekosongan jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti
perjalanan sang waktu.
Buku ini terdiri dari 37 bab. Masing-masing babnya mengandung hikmah
tentang kehidupan dari sang profesor. Gaya ceritanya yang sederhana,
menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan apa-apa saja tingkah
pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional. Sehingga para
pembaca akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya sebuah
novel, Habibie mampu menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan
sehingga begitu lekat dimata para pembacanya. Seperti perjuangan Habibie
muda saat mengungkapkan perasaan cintanya kepada Ainun, cerita dibalik
pendirian Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dibalik layar
pemunculan dan terbang perdana pesawat buatan anak bangsa N250
Gatotkoco, hingga suasana duka kepergian sang istri tercinta serta
beragam kisah lainnya yang rugi jika terlewatkan.
Semoga hadirnya novel ini bisa menjadi refleksi atau pelajaran serta
inspirasi bagi kita semua. Serta mampu memenuhi dahaga warga Indonesia
yang ingin mengetahui fakta sejarah dari kehidupan sang profesor, hingga
mampu dicatat dalam sejarah bangsa ini.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
1. Judul resensi
:Cinta Sejati Merangkai Kasih Sayang
2. Indentitas buku
§ Nama pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie
§ Judul buku : Habibie & Ainun
§ Penerbit : PT THC Mandiri
§ Tempat terbit : Jl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 –
Indonesia.
§ Tahun terbit : 2010
§ Tebal buku : xii + 323 Halaman
§ Jenis kertas : Soft Cover
§ Harga buku : Rp. 80.000
3. Riwayat kepengarangan pengarang
§ Nama pengarang : Bacharuddin
Jusuf Habibie
§ TTL pengarang : Pare-pare,
Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936.
§ Pendidikan pengarang : Di SMA, beliau
mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran
eksakta. Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB
(Institut Teknologi Bandung). Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik
penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen,
Jerman Barat, menerima gelar diplom ingineur pada 1960 dan gelar doktor
ingineur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
§ Hasil karya pengarang :
- VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
- Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
- Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
- Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
- CN - 235
- N-250
- dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan
mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.
§ Penghargaan yang diperoleh pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie
menerima penghargaan tertinggi dari ITB berupa "Ganesha Prajamanggala
Bakti Kencana" yang diserahkan di sela-sela kuliah umum "Indonesia 2045:
Super Power Baru" di Aula Barat Kampus ITB Kota Bandung. INSTITUT
Teknologi Surabaya (ITS) memberi penghargaan Sepuluh Nopember kepada
Prof. BJ Habibie atas jasanya membantu pendirian Laboratorium
Hidrodinamika Indonesia (LHI) di kawansan ITS.
1983 Anggota kehormatan Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar Jerman
Barat, dan The Royal Aeronautica Soctety, Inggris.
1984 Tokoh dalam teknologi penerbangan dan angkasa luar dari Aviation
Week & Spac Technology
1985 Anggota kehormatan The Royal Swedlsh (berhak menentukan pemenang
Hadiah Nobel)
1985 Anggota kehormatan Academie Nationale de l’Air et de l’Espace.
Prancis
1985 Tokoh terkemuka dan tim Awatcn Intomafonal News. AS
1992 Theodore van Karman Award dari Jerman
1993 Ooctor of Science dari Cranfield Institute Of Technology. Inggris
1994 Edward Wanner Award dari Organisasi Penerbangan Slpd Dunia (ICAO)
4. Bahasa yang digunakan
§ Gaya bahasa/majas :Personifikasi
§ Pepatah/nasihat :Jadilah orang yang
berguna bagi bangsa dan bagi keluarga.
5. Unsur intrinsik dan ekstrinsik :
*unsur intrinsik
¨ Tema : Kisah Hidup Perjalan Habibie &
Ainun.
¨ Latar :jl.Imam Bonjol, Bandung.
Jl. Rangga Marela no.11B
Perusahaan Hamburger Flugzeugbau HFB.
Desa Aberfortsbach, kota terbesar di Jerman.
Kampus ITB Bandung.
¨ Penokohan :
Ø BJ.HABIBIE :PROTAGONIS.
· Tegas Bersikap.
· Bertanggung Jawab pada Tugas.
· Lelaki Romantis.
Ø AINUN :PROTAGONIS.
· Ainun, Istri Hebat Di Balik Lelaki Hebat.
· Seorang pendamping yang baik.
· Istri yang santun penuh setia juga tercermin.
¨ Alur :Alur maju.
¨ Sudut pandang :Orang pertama tunggal.
¨ Amanat :Tirulah sosok BJ.Habibie yang berguna
bagi bangsa dan tidak lepas dari belajar dan sosok Ainun Habibie sebagai
wanita mandiri dan istri yang baik bagi suami.
*Unsur ekstrinsik
“Habibie adalah salah satu ikon dunia modern. Dia juga penggagas
teknologi sebagai basis pengembangan teknologi. Ia juga dikenal sebagai
pribadi religius. Betapapun ada kontroversi seputar dirinya, ia tetap
tokoh yang darinya dapat diambil kebijaksanaan dan pelajaran.”
"Membaca Detik-Detik yang Menentukan membuat serasa dekat dengan sosok
Habibie sebagai abdi bangsa yang berjuang mengorbankan seluruh waktu dan
tenaga untuk kepentingan bangsa; pernah hanya sempat tidur 1 jam dalam
larut mengatasi situasi gawat darurat krisis. Dari mana akar semua itu?
Buku ini bercerita tentang garis hidup seorang Habibie yang menarik:
genius dan prestisius, tapi dengan jiwa religius; gila kerja tapi juga
suka bercanda; gila teknologi tapi juga suka berpuisi. Kesemuanya
barangkali adalah jalinan kontinuitas dari energi dan ruh pengabdian
dalam diri Habibie lepas dari kekurangannya sebagai manusia."
6. Synopsis :
Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan
hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang
Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan
Ainun.
BJ Habibie, Seorang jenius pakar pesawat terbang, seseorang
pemuda yang mempunyai mimpi dan cita-cita yang besar, membuat kendaraan
terbang untuk satukan Indonesia. Ainun, seorang dokter muda dengan masa
depan yang cerah.Singkatnya kisah cinta dua insan ini dimulai di tahun
1962, pertemuan mereka kembali setelah berpisah sejak bangku SMP,
perubahan sosok dari kedua belah pihak saling memukau satu sama lainnya,
Habibie yang begitu terpesona melihat sosok dewasa dari Ainun yang
semanis gula, begitu juga dengan Ainun yang bukan hanya jatuh cinta
kepada Habibie, Ainun juga terpukau dengan Visi dan Mimpi besar Habibie,
dari situlah benih cinta mulai hadir, yang kemudian bungkus dengan
sebuah pernikahan.Mulailah dua sejoli ini merajut bahtera rumah tangga
dengan tinggal di Jerman, sebuah perjalanan cinta sejati, Habibie &
Ainun dengan visi dan mimpi yang sama untuk diwujudkan bersama-sama,
berjalan ditengan dinginnya hujan salju, diterpa badai-badai kehidupan,
godaan dan cobaan. Bagi Habibie Ainun tercipta
untuk saya, dan saya tercipta untuk Ainun. Tapi semua itu tak ada yang
abadi, selalu ada batas dimana perpisaha itu pasti akan hadir.
7. Kelebihan dan kelemahan buku
Kelebihan buku :
Ø Saat merasa novel sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak
Bacharuddin Jusuf Habibie.
Ø Isi novel tidak hanya menceritakan kisah cinta,tetapi perjalanan
hidup.
Ø Mau atau tidak mau, rasa nasionalisme saya tergugah saat membaca
novel ini.
Kelemahan buku :
Ø Novel ini sangat menggambarkan Pak Habibie yang sedang bercerita.
Ø Sungguh di sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak
disempurnakan dengan kehadiran seorang editor.
Ø Cerita cintanya masih kurang.
8. Kesimpulan
Habibie & Ainun merupakan karya terbaru dari mantan presiden
Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi
kisah-kisah dan pengungkapan rasa cinta terdalam dari sang profesor
kepada almarhumah istrinya yakni Hj. Hasri Ainun Habibie binti R.
Mohamad Bestari yang wafat pada tanggal 23 Mei 2010 lalu. Dalam kata
pengantarnya, Habibie mengaku jika penulisan buku ini menjadi terapi
bagi dirinya untuk mengobati kerinduan, rasa tiba-tiba kehilangan dari
seseorang yang telah menemani dan berada dalam kehidupannya selama 48
tahun 10 hari, baik dalam berbagi derita maupun bahagia. Walau pun ia
sudah ikhlas tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia masih
terpukul pasca ditinggalkan sang istri tercinta. Bahkan menurutnya
antara dirinya dan Ainun adalah dua raga tetapi hanya satu jiwa.
Buku ini sendiri baru di luncurkan pada tanggal 30 November 2010 lalu di
Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak Habibie
dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan keduanya yang menjadi awal
segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga
kejadian memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya. Selain
itu para pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi
cinta yang pernah ditulis keduanya. Tak berlebihan jika Habibie
mengatakan saat dirinya menulis buku ini tiap halamannya penuh dengan
tetesan air mata. Menurutnya kehadiran Ainun yang telah mendampinginya
selama ini, telah menjadi api yang selalu membakar energi semangat dan
jiwanya dalam menjalani hidup. Sekaligus laksana air yang selalu
menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga kembali tenang.
Sejak sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit
Ludwig Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih
merasa jika Ainun tetap berada di sisinya. Setiap ia keluar dari ruang
kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi ruang dan waktu
yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah ke alam Barzah.
Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir dimanapun
Habibie berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah
menutupi kekosongan jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti
perjalanan sang waktu.
Buku ini terdiri dari 37 bab. Masing-masing babnya mengandung hikmah
tentang kehidupan dari sang profesor. Gaya ceritanya yang sederhana,
menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan apa-apa saja tingkah
pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional. Sehingga para
pembaca akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya sebuah
novel, Habibie mampu menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan
sehingga begitu lekat dimata para pembacanya. Seperti perjuangan Habibie
muda saat mengungkapkan perasaan cintanya kepada Ainun, cerita dibalik
pendirian Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dibalik layar
pemunculan dan terbang perdana pesawat buatan anak bangsa N250
Gatotkoco, hingga suasana duka kepergian sang istri tercinta serta
beragam kisah lainnya yang rugi jika terlewatkan.
Semoga hadirnya novel ini bisa menjadi refleksi atau pelajaran serta
inspirasi bagi kita semua. Serta mampu memenuhi dahaga warga Indonesia
yang ingin mengetahui fakta sejarah dari kehidupan sang profesor, hingga
mampu dicatat dalam sejarah bangsa ini.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
bagus.. hatur nuhun
BalasHapus